Pages

Monday, November 7, 2011

Freemason 2

Untuk memahami Freemason secara mendalam, pada dasarnya diperlukan suatu studi yang intensif. Mempelajari seperti apa organisasi Freemason bukanlah suatu hal yang mudah oleh karena:

1.Bersifat simbolik. Terdapat berbagai simbol-simbol yang diasosiasikan dengan Freemason. Dan, setiap simbol yang ditampilkan memiliki makna, sejarah, dan penjelasan.

2.Freemason dijalankan oleh berbagai tingkatan (degrees) yang ada dalam struktur organisasinya. Jadi, setiap level tidak selalu dapat mengetahui tingkatan-tingkatan yang berada di atasnya.

3.Aktivitas Freemason selalu bersifat rahasia dan rahasia adalah kekuatan utamanya. Semakin sedikit kita tahu tentang mereka, semakin kuat posisi mereka di atas kita. Dan keadaan ini semakin memotivasi para Mason untuk semakin merahasiakan aktivitas mereka. Hal ini juga yang menyebabkan mengapa selalu ada disinformasi mengenai keorganisasian Mason. Selain itu, banyaknya tingkatan yang ada pada Freemason menyebabkan informasi yang keluar dari setiap anggotanya selalu berbeda-beda.

Knight Templar


The Knight Templar
The Knight Templar (Ksatria Templar)
Freemason sebagai organisasi rahasia, agama, sekaligus ideologi, tidak dapat
dipisahkan dari The Knight Templar (Ksatria Templar). Ksatria Templar atau
The Knight Templar adalah legiun pasukan perang, intelijen, pengawal
kepercayaan raja yang ikut serta secara aktif menjadi pasukan Perang Salib
(The Crusader), terutama mendampingi panglima Aliansi Kerajaan Kristen Eropa
melawan para mujahidin Salahudin yang legendaris.
Para ksatria ini sangat disiplin, seperti tentara khusus. Mereka mencukur
rambutnya, tetapi membiarkan jenggotnya tumbuh subur --sesuatu yang berbeda
dengan laki-laki pada umumnya yang justru senang dengan mode tanpa kumis dan
jenggot. Mereka disumpah untuk menegakkan prinsip-prinsip ksatria, patuh,
dan bertujuan untuk raja dan gereja.
"Ksatria Templar telah disumpah untuk hidup sederhana, kesucian, dan
pengabdian. Mereka diwajibkan untuk mencukur seluruh rambutnya dan
membiarkan jenggotnya tumbuh subur yang membedakannya dari kebanyakan kaum
laki-laki pada saat itu, yang justru menampilkan wajahnya yang kelimis."
(The Knight Templars were sworn to poverty, chastity, and obedience. They
were obliged to cut their hair but forbidden to cut their beards, thus
distinguishing themselves in an age when most men were clean
shaven --Michael Baigent hlm. 63).
Setelah Perang Salib berakhir, para Ksatria Templar kembali ke Eropa dan
menjadi rentenir, bahkan memegang kunci keuangan kerajaan. Pengalaman
pengelolaan keuangan tersebut diperolehnya, selama mereka ikut bertempur
membantu dan mendampingi Raja Richard si Hati Singa (Richard Coeur de Lion
atau Richard The Lion Heart) melawan para mujahidin Islam. Pada saat itu,
mereka menyaksikan kemajuan manajemen keuangan serta perkembangan ilmu
pengetahuan umat Islam. Belajar dari umat Islam tersebut, para Ksatria
Templar menjadikan kota Paris sebagai pusat lalu lintas keuangan. Mereka pun
dikenal sebagai ahli dalam bidang penukaran uang (money changer) sebagai
cikal bakal dunia perbankan, mereka mendirikan Usury sebuah sistem
simpan-pinjam uang dengan bunga tinggi atau riba'iyah; mungkin dari sini
pula munculnya istilah treasury. Bahkan, alat tukar berupa cek (cheque),
sebagaimana dikenal kita dewasa ini berasal dari penemuan umat Islam yang
dikembangkan mereka.

Freemason


Periode Kuno

Menurut legenda ritual Freemasonry, persaudaraan Mason telah ada sejak pembangunan kuil Raja Sulaiman ratusan abad silam. Karena kuil yang dikerjakan sangat besar, sehingga diperlukan adanya suatu bentuk pengorganisasian kerja yang baik untuk memastikan pembangunan kuil selesai tepat pada waktunya. Keadaan ini mendorong perkembangan organisasi pekerja stonemason dan arsitek ke dalam berbagai tingkatan dan kelas dengan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Banyak karakter yang diungkap dalam buku Kings and Chronicles dalam Kitab Yahudi sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada di berbagai tingkatan organisasi Masonry, misalnya Raja Sulaiman, Hiram (Raja Tyre yang mensuplai bahan material, terutama kayu cedar, untuk pembangunan kuil), Adoniram, dsb.

Meskipun persaudaraan Masonic melakukan ritual-ritual zaman Raja Sulaiman, agar dapat menjadi sebuah kebenaran sejarah, tetapi tidak ada otoritas Masonic yang memberikan kebenaran tentang adanya organisasi Mason di masa lampau.